Sabtu, 12 Oktober 2013

Apa yang dilakukan perencana / planner

Sabtu, 12 Oktober 2013 0


Become urban planner.

pada kali ini akan membahas bagaimana ruang lingkup pekerjaan dan apa yang di lakukan perencana/planner.
 
OBJEK PEKERJAAN PERENCANA KAWASAN!!
Perencanaan kota adalah profesi yang menawarkan berbagai peluang bagi orang – oang yang memiliki banyak bakat dan aspirasi yang berbeda. Perencana kota merencanakan masa depan perkotaan, lebih tepatnya memastikan bahwa kota telah tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang dibutuhkan, termasuk:
1.         Perumahan
Perencana merencanakan kebutuhan perumahan, bersama dengan masyarakat menentukan tipe rumah, menentukan zona kawasan perumahan, dan merumuskan kebijakan harga perumahan bagi masyarakat untuk memastikan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah memiliki perumahan yang nyaman dan terjangkau.
2.         Kawasan Bisnis (Perkantoran, Perdagangan, Industri)
Perencana bekerja untuk menentukan zonasi atau kawasan yang tepat untuk industri (pabrik), perdagangan, dan perkantoran. Selain itu, perencana juga menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, melalui pengembangan ekonomi lokal yang disesuaikan dengan potensi lokal dan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan. Perencana juga merencanakan program lain yang mendukung pengembangan ekonomi lokal tersebut, seperti memberikan pelatihan keterampilan atau mendirikan sekolah kejuruan yang dibutuhkan oleh industri lokal.
3.         Sarana dan Prasarana Transportasi
Perencana mempelajari dan menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana transportasi yang dibutuhkan pada suatu kawasan berkembang. Perencana harus mampu memahami bahwa pertumbuhan sosial dan ekonomi suatu kawasan bergantung pada ketersediaan alat dan jaringan transportasi yang memadai.
4.         Jaringan Air Bersih dan Sistem Pengolahan Limbah
Perencana bekerja dengan para insinyur bangunan dan ahli hidrologi menghasilkan produk perencanaan yang memperhatikan kebutuhan dasar dalam infrastruktur kawasan yaitu ketersediaan jaringan air bersih untuk air minum serta sistem pengolahan limbah. Seorang perencana mampu memahami bahwa dalam kurun waktu tertentu jaringan air bersih harus mampu menjangkau setiap sudut kawasan dan mampu menerapkan manajemen pengolahan limbah yang sesuai pada kawasan tersebut.
5.         Ruang Publik dan Rekreasi
Setiap individu memiliki kecenderungan sosial. Hal tersebut yang mendorong adanya suatu komunitas masyarakat. Suatu kawasan yang di dalamnya terdapat interaksi sosial pasti membutuhkan tempat untuk berkomunikasi satu sama lain serta tempat untuk berekreasi. Seorang perencana mempelajari distribusi masyarakat berdasarkan golongan usia yang cenderung dominan pada kawasan tertentu untuk dapat memberikan alternatif perencanaan ruang publik apa yang tepat pada kawasan tertentu. Sebagai contoh, kota yang didominasi oleh pelajar dan anak-anak tentu membutuhkan lebih banyak variasi ruang publik dan ruang rekreasi daripada kota yang didominasi oleh golongan masyarakat usia lanjut.
6.         Kebutuhan Ruang dimana Orang akan Hidup dan Bertempat Tinggal
Perencana memahami bahwa kebutuhan dasar manusia untuk hidup dan bertempat tinggal mencakup kebutuhan ruang untuk rumah, bekerja, berbelanja, dan berekreasi. Setiap individu memiliki keleluasan untuk memilih tempat apa yang sesuai bagi mereka untuk beraktivitas berdasarkan banyak faktor, salah satunya adalah faktor perancangan kawasan. Pertimbangan-pertimbangan perancangan seperti ketinggian maksimal bangunan, jarak dengan akses terdekat, dimana mereka harus memarkir kendaraan, bak puzzle dalam sebuah perencanaan kawasan. Hilang satu bagian, maka bagian keseluruhan tidak akan sempurna. Oleh karena itu, penting bagi seorang perencana untuk menghasilkan perencanaan yang sebisa mungkin memberikan tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk hidup dan bertempat tinggal.
7.         Perkembangan Komunitas
Setiap perencana fokus pada perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang terjadi pada suatu kawasan.  Isu-isu sosial seperti kemiskinan, tingkat pendidikan, angka pengangguran, dan kesenjangan sosial antara perkotaan dan pedesaan, merupakan bagian dari apa yang dikerjakan oleh seorang perencana. Perencanaan kawasan semestinya dapat mendeteksi dan mengatasi serta meminimalisir resiko dari setiap permasalahan sosial.
8.         Ketersediaan Energi
Pekerjaan perencana hampir selalu berkaitan dengan pasokan dan ketersediaan energi untuk dapat memprediksi kebutuhan energi di masa datang sekaligus merencanakan fasilitas penunjang untuk kebutuhan sumber energi dan distribusi energi seperti jaringan pipa gas alam, kawasan gudang minyak bumi, dan sebagainya.
PELUANG KERJA DI BIDANG PERENCANAAN
Perencanaan merupakan bidang pekerjaan yang universal. Setiap bidang pekerjaan pasti membutuhkan seorang perencana, pekerjaan yang relatif kecil namun terus berkembang setiap saat. Berdasarkan hasil pengamatan The Bureau of Labor Statistics, pekerjaan di bidang perencanaan meningkat sebanyak 15% dalam rentang waktu 2006-2016, pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bidang pekerjaan lainnya.
Perencana dapat bekerja dalam institusi pemerintah maupun bekerja dalam institusi swasta. Kebanyakan perencana bekerja pada institusi swasta. Pengamatan tahun 2009, sebanyak 25% tenaga perencana bekerja di konsultan swasta dan 2% lainnya bekerja pada perusahaan pengembang swasta (private developers). Lingkup pekerjaan perencana meliputi berbagai macam tipe kawasan kota, mulai dari kota-kota skala besar hingga kota-kota kecil yang tingkat permukiman dan populasi rendah.
PERKEMBANGAN MODEL PERENCANAAN ERA ABAD KE-19
Dasar-dasar pemikiran tentang perencanaan kawasan sebenarnya mulai tumbuh dan berkembang sejak tahun 1890. Pada saat itu orang mulai mempelajari keterkaitan antara tata guna lahan dengan tingkat kesehatan masyarakat yang hidup dan tinggal pada suatu lingkup kawasan. Beberapa ahli kesehatan tidak dapat memahami bagaimana masyarakat yang tinggal di bagian tertentu pada suatu kota lebih rentan sakit. Satu teori mengatakan bahwa ada hubungan antara karateristik lahan seperti tingkat kelembaban, uap dari rawa, dan lingkungan yang berbau tidak sedap dapat menyebabkan penyakit. Para ahli kesehatan akhirnya bekerja sama dengan insinyur untuk melakukan perencanaan lingkungan yang baik guna mencegah penyebaran penyakit. Perencanaan lingkungan tersebut menekankan pada pengolahan limbah, perbaikan drainase pada area basah, serta pembangunan taman kota dimana setiap orang dapat menikmati udara bersih dan dapat mengurangi tingkat polusi udara seta sampah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Dari dasar pemikiran tersebut, perencanaan kawasan kemudian berkembang sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
1.         Idealisme Perancangan
Bahwa model perencanaan kawasan yang berkembang saat itu merupakan bentuk  idealisme sang perancang (urban designer). Setiap perancang kawasan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang model tata kota yang ideal. Sebagai contoh, Ebenezer Howard menciptakan model kota “garden cities for tomorrow” sebagai visi kota masa depan yang ideal. Kemudian seorang pengamat industri George Pullman merancang permukiman dan retail pada kawasan pabrik lokomotif kereta api.
2.         Kemunculan Zonasi
Bermula dari idealisme, perencanaan berkembang tidak hanya pada kawasan yang kecil tetapi pada lingkup yang lebih besar yaitu kota lengkap dengan berbagai aspek sosial-ekonomi yang ada. Perencanaan kawasan pada kota tidak lagi hanya sebagai visi namun juga memahami keterkaitan setiap elemen yang ada pada kawasan kota tersebut seperti perpindahan manusia, menciptakan atmosfer yang nyaman untuk beraktivitas, menjaga setiap manusia agar tetap aman dan sehat, dan merencanakan bagaimana aktivitas perdagangan dapat berkembang dan menciptakan keuntungan.
Adanya berbagai aspek yang perlu ditampung memunculkan pemikiran baru dalam perencanaan yaitu membagi dan menentukan kawasan mana yang perlu dikembangkan dan kawasan mana yang perlu dikendalikan. Kawasan yang perlu dikendalikan merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas yang cenderung tinggi. Pembagian ini yang kemudian dikenal dengan istilah zoning dengan turunannya berupa zoning code dan zoning regulation dalam suatu perencanaan kawasan.
3.         Kebijakan Perencanaan
Pada saat krisis global yang dikenal sebagai The Great Depression pada tahun 1930, perencana bekerja membantu mengembangkan kebijakan dalam perencanaan kawasan untuk menjawab kebutuhan akan lapangan pekerjaan dan permukiman. Sejak saat itu, dunia perencanaan merambah pada kebijakan perencanaan kawasan untuk menyelesaikan masalah tertentu seperti kebijakan perencanaan untuk menanggulangi kemiskinan yang dicanangkan pada masa pemerintahan Presiden Lyndon B. Johnson.
4.         Perencanaan dan Ketidakadilan Sosial
Pada dasarnya perencana kawasan tidak dapat berdiri sendiri dalam menghasilkan perencanaan kawasan yang baik. Perlu adanya partisipasi publik dalam proses perencanaan karena pada dasarnya perencanaan kawasan berinti dasar pada aktivitas masyarakat. Masyarakat adalah pihak yang terkena dampak langsung dari suatu perencanaan kawasan. Bila perencanaan yang dihasilkan tidak bertumpu pada keadilan sosial, maka efek dari perencanaan tersebut bisa jadi menimbulkan reaksi sosial yang menghambat perkembangan suatu kawasan. Seperti yang terjadi pada tahun 1960 dimana hampir sebagian besar perencana menutup diri dari masyarakat yang hidup pada suatu kawasan. Akibatnya perencanaan yang mereka hasilkan tidak dapat diimplementasikan karena dianggap tidak cukup sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan tersebut.
PERENCANAAN MASA KINI
Pada tahun 1980 dan 1990 tercetus sebuah gerakan yang disebut sebagai Smart Growth Movement dimana setiap perencanaan sebaiknya berorientasi pada lingkungan seperti mencegah meningkatnya polusi udara, melindungi ketersediaan air, dan melindungi habitat dari spesies yang hampir punah akibat pertumbuhan kawasan yang tidak terkendali. Saat ini, tiga pendekatan utama perencanaan (desain, perencanaan guna lahan, dan kebijakan perencanaan) digunakan bersamaan dengan cara yang lebih terintegrasi.
Prinsip dasar perencanaan kawasan:
1.         Berorientasi pada Masa Depan
Bagaimana perencanaan dapat menjawab tantangan masa depan, mengantisipasi setiap kemungkinan dan resiko yang akan dihadapi di masa depan, serta merekomendasikan strategi dalam pembangunan kota di masa depan.
2.         Fokus pada “Tempat”
Perencanaan adalah tentang tempat, baik berupa lingkungan alam maupun lingkungan buatan. Perencanaan adalah membentuk komposisi lingkungan alamiah maupun lingkungan buatan agar tetap seimbang.
3.          
4.         Membantu Menentukan Keputusan yang Tepat
Perencana mempelajari berbagai opsi dan memberikan rekomendasi alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak yang berwenang, misalnya pemerintah.
PROSES PERENCANAAN
·      analisa sebab-akibat
·      analisa terhadap upaya penyelesaian yang pernah dilakukan
Alternatif solusi dapat berupa:
·      Solusi terhadap kasus serupa yang pernah dilakukan sebelumnya
·      Pendekatan baru dalam menyelesaikan permasalahan
Mengumpulkan dan menganalisis informasi
Klarifikasi output yang harus dicapai dari kebijakan yang ada
Memberikan berbagai alternatif untuk penyelesaian permasalahan
 






Komponen yang paling esensial dari keseluruhan proses perencanaan adalah keterlibatan masyarakat. Menggalang keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan bukanlah hal yang mudah. Salah satu strategi untuk menggalang keterlibatan masyarakat adalah dengan pendekatan komunikasi secara intensif. Komunikasi dapat menggunakan media apa saja, seperti elektronik, media massa, cyber net, charrette, dan sebagainya.
Charrette adalah salah satu bentuk komunikasi publik dalam perencanaan dengan melakukan public meeting guna menampung aspirasi/opini publik terhadap perencanaan yang baik untuk lingkungan mereka. Charrette dapat menggunakan media gambar, peta, dan sebagainya.
KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN PERENCANA
Beberapa keahlian yang dibutuhkan seorang perencana untuk melakukan pekerjaannya adalah:
1.     Keahlian menganalisa (research skills);
2.    Kemampuan berkomunikasi dengan baik;
3.    Kemampuan menganalisa angka (angka pertumbuhan penduduk, angka unit permukiman, angka mata pencaharian penduduk, dan sebagainya);
4.    Memiliki pemahaman yang baik tentang geografi;
5.    Mampu mengoperasikan peralatan dalam pemetaan dan analisa informasi spasial; dan
6.    Memiliki kemampuan dalam bidang arsitektur, arsitektur lansekap, atau urban design.
KELEMAHAN PROFESI PERENCANA
Kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang perencana yang terkadang menyurutkan ketertarikan seseorang untuk berprofesi sebagai seorang perencana antara lain:
1.         Ketidakseimbangan antara Work Life  dan Family Life
Seorang perencana terkadang mengalami ketidakseimbangan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi akibat dari tuntutan profesi yang harus dipenuhi. Pekerjaan perencana terkadang memakan waktu hingga malam hari. Ketidakseimbangan tersebut bagi sebagian orang menimbulkan rasa khawatir apabila harus menjadikan perencana sebagai profesi pilihan.


2.         Berhadapan pada Kebijakan yang Bersifat Politis
Proses perencanaan ada kalanya harus berhadapan pada kebijakan yang bersifat politis. Perencanaan yang dianggap baik belum tentu dapat diwujudkan hanya karena tidak menguntungkan satu pihak. Hal tersebut terkadang menjadi tekanan berat bagi seorang perencana dalam melakukan perencanaan.
3.         Waktu Kerja yang Panjang
Waktu kerja yang panjang dalam perencanaan terkadang menghambat keinginan seseorang untuk menjadi seorang perencana. Sebagai perbandingan, seorang arsitek dapat terlibat dalam suatu pekerjaan paling lama 1-2 tahun setelah bangunan yang dirancang selesai dibangun, sedangkan perencana baru menikmati hasil dari apa yang dia rencanakan dalam waktu yang lebih lama, 10 hingga 20 tahun.


BERSAMBUNG:)




Sumber: didi coma
DIGIMAP Institut Teknologi medan (PLANOLOGY)


The Planner Change Image to Be Real!
Planologycal Engineering.

Jumat, 04 Oktober 2013

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

Jumat, 04 Oktober 2013 0


 http://www.scribd.com/doc/173449297/Karya-Tulis-Ilmiah-Fix

:)

Rabu, 07 Agustus 2013

Pembangunan Kota Berkelanjutan

Rabu, 07 Agustus 2013 0


 Pembangunan Kota yang Berkelanjutan

Yah setelah sekian lama dak pernah posting blog lagi akhirnya skrg baru ada waktu, kali ini sedikit mau nge share tentang bagaimana atau apa  itu Pembangunan Kota Berkelanjutan. yuks di baca :D


Pembangunan kota yang berkelanjutan adalah ------ suatu proses dinamis yang berlangsung secara terus-menerus, merupakan respon terhadap tekanan perubahan ekonomi, lingkungan, dan sosial, dan budaya. Proses dan kebijakannya tidak sama pada setiap kota, tergantung pada kota-kotanya. Salah satu tantangan terbesar konsep tersebut saat ini adalah menciptakan keberlanjutan, termasuk didalamnya keberlanjutan sistem politik dan kelembagaan sampai pada strategi, program, dan kebijakan sehingga pembangunan kota yang berkelanjutan dapat terwujud menjadi kota yang baik dan nyman bagi warga negaranya.

Akan tetapi tantanggan terbesar dari Pembangunan berkelanjutan ini adalah menghadapin pertumbuhan penduduk yang besar ataupun daerah padat dengan penduduknya, Bagaimanapun akan membutuhkan area yang besar, sehingga akan menimbulkan masalah dengan alam, untuk itu juga harus diadakan pembangunan perkotaan yang berwawasan lingkungan. Dikarenankan perencanaan pembangunan kota harus memperhatikan aspek Alam dan lingkungan sebagaimana konsep E. Howard dengan garden cittynya. " Kota besar bukanlah tempat yang cocok untuk tempat tinggal jika persoalan lingkungannya diabaikan.

Perwujudan kota berkelanjutan ( The World Commision on Environment and Development, 1987) antara lain:
a)    Kota berkelanjutan dibangun dengan kepedulian dan memperhatikan aset-aset lingkungan alam, memperhatikan penggunaan sumber daya, meminimalisasi dampak kegiatan terhadap alam.
b)    Kota berkelanjutan berada pada tatanan regional dan global, tidak peduli apakah besar atau kecil, tanggung jawabnya melewati batas-batas kota.
c)    Kota berkelanjutan meliputi areal yang lebih luas, dimana individu bertangguang jawab terhadap kota.
d)    Kota berkelanjutan memerlukan aset-aset lingkungan dan dampaknya terdistribusi secara lebih merata.
e)    Kota berkelanjutan adalah kota pengetahuan, kota bersama, kota dengan jaringan internasional.
f)     Kota berkelanjutan akan memperhatikan konservasi, memperkuat dan mengedepankan hal-hal yang  berkaitan dengan alam dan lingkungan
g)    Kota berkelanjutan saat ini lebih banyak kesempatan untuk memperkuat kualitas lingkungan skala lokal, regional, dan global.Dll
 
Oleh karena itu, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah fungsi apa yang dilaksanakan sebuah kota. Sifat serta fungsi kota inilah yang mempengaruhi proses pembangunan  kota tersebut. Setiap kota harus berkembang dengan karakternya sendiri, dan yang lebih penting, bagaimana kota tersebut mampu menampung perkembangannya dimasa mendatang dengan tetap mempertahankan kawasan yang berfungsi melindungi kehidupan kota dan masyarakatnya.

Untuk dapat menciptakan suatu kota yang berkelanjutan, diperlukan lima prinsip dasar, yaitu : 
* ekologi, 
* ekonomi,
* equity (pemerataan), 
* engagement (peran serta), dan 
* energi (Budiharjo, 1996).
 pembangunan yang berkelanjutan merupakan suatu tujuan yang dilatarbelakangi sebuah visi akan keseimbangan dalam keterkaitan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan, kebudayaan (ekologi) guna membangun masyarakat yang stabil, makmur, dan berkualitas. 
Dalam hal perencanaan kota selain memperhatikan aspek lingkungan, juga harus memperhatikan dan menguasai sistem sosial dari masyarakat tersebut, hal ini di perlukan guna memudahkan pendekatan ke dalam masyarakat untuk menjelaskan program apa yang akan di rencanaakan ke depan.


Beberapa persyaratan yang harus dicapai dalam merealisasikan pembangunan yang berkelanjutan berdasarkan  (Haeruman, 1997) antara lain:
a)    Dalam konteks ekonomi, pembangunan harus menghindari upaya-upaya untuk memperkaya satu kelompok yang akan menyebabkan kemiskinan bagi kelompok-kelompok lainnya. Dengan adanya ketidaksamaan itu, keberlanjutan hanya dicapai
b)    dalam konteks fisik tetapi tidak dalam konteks sosial ekonomi. Sehingga dalam pembangunan berkelanjutan, keadilan dan persamaan benar-benar menjadi dasar yang wajib diterapkan.
c)    Dalam konteks ekologis, pembangunan selayaknya menjaga, memperbaiki, dan memulihkan sumber daya alam yang dimiliki, baik pada daerah-daerah yang dimanfaatkan secara produktif maupun pada daerah-daerah marginal.
d)    Dalam konteks sosial, diperlukan suatu solidaritas, koordinasi dalam tindakan, serta partisipasi oleh berbagai sektor dan individu. Untuk itu diperlukan suatu pembenahan kelembagaan, pembagian tanggung jawab dan kerjasama yang baik dari para pembuat keputusan.
     
 
       Pembangunan sebuah kota tidak akan Makmur tanpa memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dan kebali ke individu masing-masing bagaimana mau menjadikan kota sebagai tempat tinggal yang layak dan nyaman serta menjadikan negara maju khususnya untuk indonesia " Qushay Al idrus 2013
 
I  Ini sedikit pemahaman tentang Pembangunan Kota Berkelanjutan, Kiranya masih banyak yang perlu diperbaiki.  Dikarenakan masih minimnya ilmu tentang Perencanaan wilayah dan kota"
    
s
 
 
 
 
             
 
 
 

Senin, 18 Maret 2013

Sanitasi Lingkungan perumahan

Senin, 18 Maret 2013 0
           Pada bahasan kali ini sedikit akan admin jelaskan mengenai SANITASI LINGKUNGAN.

DEFINISI darai Sanitasi Lingkungan adalah :
           Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup, pembuangan limbah baik itu limbah rumah tangga, pabrik, rumah sakit, perkantoran, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Sanitasi ini juga berhubungan dengan kualitan sumber air / penyediaan air bersih yang nantinya berguna bagi kesehatan maupun kelangsungan hidup suatu masyarakat.
Dalam hal kesehatan khususnya di Indonesia sendri sangat memprihatinkan. Belum optimalnya Sanitasi di Negara kita tidak lain dan tidak bukan akibat dari ulah SDM / yang tidak mau peduli akan kebersihan lingkungannya sendiri.
            Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan.  Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah.  Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relative lebih terjangkau daripada melakukan upaya pengobatan.
 
APA KAITAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA  ?
     Seperti yang ada dari defenisi di atas  " sanitasi sangat menentukan keberhasilan dan paradigma pembangungan kesehatan lima tahun ke depan yang lebih menekankan aspek pencegahan dari aspek pengobatan akibat dari lingkungan yang  tidak sehat". Dalam sebuah perencaan harus dilihat dari aspek sanitasi lingkungan di ataranya
    - Kebersihan drainase
    - Penyediaan air bersih
    - Pabrik-pabrik yang akan didirikan maupun yang sudah ada.
    - DLL
Maka dari itu perlu adanya sanitasi lingkungan yang harus kita pelajari. dan tidak lepas dari kesadaran masyarakat sendri yang menjaga lingkungannya.


Pengertian dasar sanitasi Rumah / Perumahan :


Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (lokal material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya (Notoadmojo, 2003).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah :
1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaaan, misalnya bahanya, bentuknya, menghadapnya, danlain sebagainya. Rumah didaerah gempa harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah didekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekadar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan seterusnya (Notoadmojo, 2003).


Syarat-syarat rumah yang sehat :
1. Bahan bangunan
a. lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
d. Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit.)
Funsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam kelembaban (humuduty) yang optium.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok).
Jaln masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca. Genteng kaca pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa waktu pembuatanya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.
b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan Tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni:
a) Gudang, tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian dari rumah tempat tinggal tersebut, atau bangunan tersendiri.
b) Kandang ternak. Oleh karena kandang ternak adalah merupakan bagian hidup dari petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat, karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau dibikinkan kandang sendiri (Notoadmojo, 2003).
Sistem Pembuangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organic.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan memnjadi rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Karakteristik air limbah perlu dikenal, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
2. Karakter kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basah pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk. Substansi organic dalam air buangan terdiri dari dua gabungan, yakni :
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine, dan asam amino.
b. Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, dan karbuhidrat, termasuk selulosa.
3. Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalam air limbah ini, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
a. menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama: kholera, typhus abdominalis, desentri baciler.
b. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
c. Menjadi temoat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainya.
f. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak nyaman, dan sebagainya.
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut :
1. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn lain-lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.






     
 
Perencanaan Wilayah dan Kota ( PLANOLOGY ) ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates