Sabtu, 12 Oktober 2013

Apa yang dilakukan perencana / planner

Sabtu, 12 Oktober 2013


Become urban planner.

pada kali ini akan membahas bagaimana ruang lingkup pekerjaan dan apa yang di lakukan perencana/planner.
 
OBJEK PEKERJAAN PERENCANA KAWASAN!!
Perencanaan kota adalah profesi yang menawarkan berbagai peluang bagi orang – oang yang memiliki banyak bakat dan aspirasi yang berbeda. Perencana kota merencanakan masa depan perkotaan, lebih tepatnya memastikan bahwa kota telah tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang dibutuhkan, termasuk:
1.         Perumahan
Perencana merencanakan kebutuhan perumahan, bersama dengan masyarakat menentukan tipe rumah, menentukan zona kawasan perumahan, dan merumuskan kebijakan harga perumahan bagi masyarakat untuk memastikan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah memiliki perumahan yang nyaman dan terjangkau.
2.         Kawasan Bisnis (Perkantoran, Perdagangan, Industri)
Perencana bekerja untuk menentukan zonasi atau kawasan yang tepat untuk industri (pabrik), perdagangan, dan perkantoran. Selain itu, perencana juga menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, melalui pengembangan ekonomi lokal yang disesuaikan dengan potensi lokal dan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan. Perencana juga merencanakan program lain yang mendukung pengembangan ekonomi lokal tersebut, seperti memberikan pelatihan keterampilan atau mendirikan sekolah kejuruan yang dibutuhkan oleh industri lokal.
3.         Sarana dan Prasarana Transportasi
Perencana mempelajari dan menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana transportasi yang dibutuhkan pada suatu kawasan berkembang. Perencana harus mampu memahami bahwa pertumbuhan sosial dan ekonomi suatu kawasan bergantung pada ketersediaan alat dan jaringan transportasi yang memadai.
4.         Jaringan Air Bersih dan Sistem Pengolahan Limbah
Perencana bekerja dengan para insinyur bangunan dan ahli hidrologi menghasilkan produk perencanaan yang memperhatikan kebutuhan dasar dalam infrastruktur kawasan yaitu ketersediaan jaringan air bersih untuk air minum serta sistem pengolahan limbah. Seorang perencana mampu memahami bahwa dalam kurun waktu tertentu jaringan air bersih harus mampu menjangkau setiap sudut kawasan dan mampu menerapkan manajemen pengolahan limbah yang sesuai pada kawasan tersebut.
5.         Ruang Publik dan Rekreasi
Setiap individu memiliki kecenderungan sosial. Hal tersebut yang mendorong adanya suatu komunitas masyarakat. Suatu kawasan yang di dalamnya terdapat interaksi sosial pasti membutuhkan tempat untuk berkomunikasi satu sama lain serta tempat untuk berekreasi. Seorang perencana mempelajari distribusi masyarakat berdasarkan golongan usia yang cenderung dominan pada kawasan tertentu untuk dapat memberikan alternatif perencanaan ruang publik apa yang tepat pada kawasan tertentu. Sebagai contoh, kota yang didominasi oleh pelajar dan anak-anak tentu membutuhkan lebih banyak variasi ruang publik dan ruang rekreasi daripada kota yang didominasi oleh golongan masyarakat usia lanjut.
6.         Kebutuhan Ruang dimana Orang akan Hidup dan Bertempat Tinggal
Perencana memahami bahwa kebutuhan dasar manusia untuk hidup dan bertempat tinggal mencakup kebutuhan ruang untuk rumah, bekerja, berbelanja, dan berekreasi. Setiap individu memiliki keleluasan untuk memilih tempat apa yang sesuai bagi mereka untuk beraktivitas berdasarkan banyak faktor, salah satunya adalah faktor perancangan kawasan. Pertimbangan-pertimbangan perancangan seperti ketinggian maksimal bangunan, jarak dengan akses terdekat, dimana mereka harus memarkir kendaraan, bak puzzle dalam sebuah perencanaan kawasan. Hilang satu bagian, maka bagian keseluruhan tidak akan sempurna. Oleh karena itu, penting bagi seorang perencana untuk menghasilkan perencanaan yang sebisa mungkin memberikan tempat yang nyaman bagi masyarakat untuk hidup dan bertempat tinggal.
7.         Perkembangan Komunitas
Setiap perencana fokus pada perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang terjadi pada suatu kawasan.  Isu-isu sosial seperti kemiskinan, tingkat pendidikan, angka pengangguran, dan kesenjangan sosial antara perkotaan dan pedesaan, merupakan bagian dari apa yang dikerjakan oleh seorang perencana. Perencanaan kawasan semestinya dapat mendeteksi dan mengatasi serta meminimalisir resiko dari setiap permasalahan sosial.
8.         Ketersediaan Energi
Pekerjaan perencana hampir selalu berkaitan dengan pasokan dan ketersediaan energi untuk dapat memprediksi kebutuhan energi di masa datang sekaligus merencanakan fasilitas penunjang untuk kebutuhan sumber energi dan distribusi energi seperti jaringan pipa gas alam, kawasan gudang minyak bumi, dan sebagainya.
PELUANG KERJA DI BIDANG PERENCANAAN
Perencanaan merupakan bidang pekerjaan yang universal. Setiap bidang pekerjaan pasti membutuhkan seorang perencana, pekerjaan yang relatif kecil namun terus berkembang setiap saat. Berdasarkan hasil pengamatan The Bureau of Labor Statistics, pekerjaan di bidang perencanaan meningkat sebanyak 15% dalam rentang waktu 2006-2016, pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bidang pekerjaan lainnya.
Perencana dapat bekerja dalam institusi pemerintah maupun bekerja dalam institusi swasta. Kebanyakan perencana bekerja pada institusi swasta. Pengamatan tahun 2009, sebanyak 25% tenaga perencana bekerja di konsultan swasta dan 2% lainnya bekerja pada perusahaan pengembang swasta (private developers). Lingkup pekerjaan perencana meliputi berbagai macam tipe kawasan kota, mulai dari kota-kota skala besar hingga kota-kota kecil yang tingkat permukiman dan populasi rendah.
PERKEMBANGAN MODEL PERENCANAAN ERA ABAD KE-19
Dasar-dasar pemikiran tentang perencanaan kawasan sebenarnya mulai tumbuh dan berkembang sejak tahun 1890. Pada saat itu orang mulai mempelajari keterkaitan antara tata guna lahan dengan tingkat kesehatan masyarakat yang hidup dan tinggal pada suatu lingkup kawasan. Beberapa ahli kesehatan tidak dapat memahami bagaimana masyarakat yang tinggal di bagian tertentu pada suatu kota lebih rentan sakit. Satu teori mengatakan bahwa ada hubungan antara karateristik lahan seperti tingkat kelembaban, uap dari rawa, dan lingkungan yang berbau tidak sedap dapat menyebabkan penyakit. Para ahli kesehatan akhirnya bekerja sama dengan insinyur untuk melakukan perencanaan lingkungan yang baik guna mencegah penyebaran penyakit. Perencanaan lingkungan tersebut menekankan pada pengolahan limbah, perbaikan drainase pada area basah, serta pembangunan taman kota dimana setiap orang dapat menikmati udara bersih dan dapat mengurangi tingkat polusi udara seta sampah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Dari dasar pemikiran tersebut, perencanaan kawasan kemudian berkembang sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
1.         Idealisme Perancangan
Bahwa model perencanaan kawasan yang berkembang saat itu merupakan bentuk  idealisme sang perancang (urban designer). Setiap perancang kawasan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang model tata kota yang ideal. Sebagai contoh, Ebenezer Howard menciptakan model kota “garden cities for tomorrow” sebagai visi kota masa depan yang ideal. Kemudian seorang pengamat industri George Pullman merancang permukiman dan retail pada kawasan pabrik lokomotif kereta api.
2.         Kemunculan Zonasi
Bermula dari idealisme, perencanaan berkembang tidak hanya pada kawasan yang kecil tetapi pada lingkup yang lebih besar yaitu kota lengkap dengan berbagai aspek sosial-ekonomi yang ada. Perencanaan kawasan pada kota tidak lagi hanya sebagai visi namun juga memahami keterkaitan setiap elemen yang ada pada kawasan kota tersebut seperti perpindahan manusia, menciptakan atmosfer yang nyaman untuk beraktivitas, menjaga setiap manusia agar tetap aman dan sehat, dan merencanakan bagaimana aktivitas perdagangan dapat berkembang dan menciptakan keuntungan.
Adanya berbagai aspek yang perlu ditampung memunculkan pemikiran baru dalam perencanaan yaitu membagi dan menentukan kawasan mana yang perlu dikembangkan dan kawasan mana yang perlu dikendalikan. Kawasan yang perlu dikendalikan merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas yang cenderung tinggi. Pembagian ini yang kemudian dikenal dengan istilah zoning dengan turunannya berupa zoning code dan zoning regulation dalam suatu perencanaan kawasan.
3.         Kebijakan Perencanaan
Pada saat krisis global yang dikenal sebagai The Great Depression pada tahun 1930, perencana bekerja membantu mengembangkan kebijakan dalam perencanaan kawasan untuk menjawab kebutuhan akan lapangan pekerjaan dan permukiman. Sejak saat itu, dunia perencanaan merambah pada kebijakan perencanaan kawasan untuk menyelesaikan masalah tertentu seperti kebijakan perencanaan untuk menanggulangi kemiskinan yang dicanangkan pada masa pemerintahan Presiden Lyndon B. Johnson.
4.         Perencanaan dan Ketidakadilan Sosial
Pada dasarnya perencana kawasan tidak dapat berdiri sendiri dalam menghasilkan perencanaan kawasan yang baik. Perlu adanya partisipasi publik dalam proses perencanaan karena pada dasarnya perencanaan kawasan berinti dasar pada aktivitas masyarakat. Masyarakat adalah pihak yang terkena dampak langsung dari suatu perencanaan kawasan. Bila perencanaan yang dihasilkan tidak bertumpu pada keadilan sosial, maka efek dari perencanaan tersebut bisa jadi menimbulkan reaksi sosial yang menghambat perkembangan suatu kawasan. Seperti yang terjadi pada tahun 1960 dimana hampir sebagian besar perencana menutup diri dari masyarakat yang hidup pada suatu kawasan. Akibatnya perencanaan yang mereka hasilkan tidak dapat diimplementasikan karena dianggap tidak cukup sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan tersebut.
PERENCANAAN MASA KINI
Pada tahun 1980 dan 1990 tercetus sebuah gerakan yang disebut sebagai Smart Growth Movement dimana setiap perencanaan sebaiknya berorientasi pada lingkungan seperti mencegah meningkatnya polusi udara, melindungi ketersediaan air, dan melindungi habitat dari spesies yang hampir punah akibat pertumbuhan kawasan yang tidak terkendali. Saat ini, tiga pendekatan utama perencanaan (desain, perencanaan guna lahan, dan kebijakan perencanaan) digunakan bersamaan dengan cara yang lebih terintegrasi.
Prinsip dasar perencanaan kawasan:
1.         Berorientasi pada Masa Depan
Bagaimana perencanaan dapat menjawab tantangan masa depan, mengantisipasi setiap kemungkinan dan resiko yang akan dihadapi di masa depan, serta merekomendasikan strategi dalam pembangunan kota di masa depan.
2.         Fokus pada “Tempat”
Perencanaan adalah tentang tempat, baik berupa lingkungan alam maupun lingkungan buatan. Perencanaan adalah membentuk komposisi lingkungan alamiah maupun lingkungan buatan agar tetap seimbang.
3.          
4.         Membantu Menentukan Keputusan yang Tepat
Perencana mempelajari berbagai opsi dan memberikan rekomendasi alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak yang berwenang, misalnya pemerintah.
PROSES PERENCANAAN
·      analisa sebab-akibat
·      analisa terhadap upaya penyelesaian yang pernah dilakukan
Alternatif solusi dapat berupa:
·      Solusi terhadap kasus serupa yang pernah dilakukan sebelumnya
·      Pendekatan baru dalam menyelesaikan permasalahan
Mengumpulkan dan menganalisis informasi
Klarifikasi output yang harus dicapai dari kebijakan yang ada
Memberikan berbagai alternatif untuk penyelesaian permasalahan
 






Komponen yang paling esensial dari keseluruhan proses perencanaan adalah keterlibatan masyarakat. Menggalang keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan bukanlah hal yang mudah. Salah satu strategi untuk menggalang keterlibatan masyarakat adalah dengan pendekatan komunikasi secara intensif. Komunikasi dapat menggunakan media apa saja, seperti elektronik, media massa, cyber net, charrette, dan sebagainya.
Charrette adalah salah satu bentuk komunikasi publik dalam perencanaan dengan melakukan public meeting guna menampung aspirasi/opini publik terhadap perencanaan yang baik untuk lingkungan mereka. Charrette dapat menggunakan media gambar, peta, dan sebagainya.
KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN PERENCANA
Beberapa keahlian yang dibutuhkan seorang perencana untuk melakukan pekerjaannya adalah:
1.     Keahlian menganalisa (research skills);
2.    Kemampuan berkomunikasi dengan baik;
3.    Kemampuan menganalisa angka (angka pertumbuhan penduduk, angka unit permukiman, angka mata pencaharian penduduk, dan sebagainya);
4.    Memiliki pemahaman yang baik tentang geografi;
5.    Mampu mengoperasikan peralatan dalam pemetaan dan analisa informasi spasial; dan
6.    Memiliki kemampuan dalam bidang arsitektur, arsitektur lansekap, atau urban design.
KELEMAHAN PROFESI PERENCANA
Kenyataan yang harus dihadapi oleh seorang perencana yang terkadang menyurutkan ketertarikan seseorang untuk berprofesi sebagai seorang perencana antara lain:
1.         Ketidakseimbangan antara Work Life  dan Family Life
Seorang perencana terkadang mengalami ketidakseimbangan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi akibat dari tuntutan profesi yang harus dipenuhi. Pekerjaan perencana terkadang memakan waktu hingga malam hari. Ketidakseimbangan tersebut bagi sebagian orang menimbulkan rasa khawatir apabila harus menjadikan perencana sebagai profesi pilihan.


2.         Berhadapan pada Kebijakan yang Bersifat Politis
Proses perencanaan ada kalanya harus berhadapan pada kebijakan yang bersifat politis. Perencanaan yang dianggap baik belum tentu dapat diwujudkan hanya karena tidak menguntungkan satu pihak. Hal tersebut terkadang menjadi tekanan berat bagi seorang perencana dalam melakukan perencanaan.
3.         Waktu Kerja yang Panjang
Waktu kerja yang panjang dalam perencanaan terkadang menghambat keinginan seseorang untuk menjadi seorang perencana. Sebagai perbandingan, seorang arsitek dapat terlibat dalam suatu pekerjaan paling lama 1-2 tahun setelah bangunan yang dirancang selesai dibangun, sedangkan perencana baru menikmati hasil dari apa yang dia rencanakan dalam waktu yang lebih lama, 10 hingga 20 tahun.


BERSAMBUNG:)




Sumber: didi coma
DIGIMAP Institut Teknologi medan (PLANOLOGY)


The Planner Change Image to Be Real!
Planologycal Engineering.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Perencanaan Wilayah dan Kota ( PLANOLOGY ) ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates